Entri Populer

Sabtu, 10 Desember 2011

PUPUK AGUANO DARI KOTORAN KELELAWAR

Keberadaan
kelelawar bagi kita sudah bukan
binatang asing lagi. Mamalia dari ordo Chiroptera yang bisa
terbang ini memang
mempunyai
perbedaan dan
kekhasan tersendiri
dibanding binatang
terbang lain,
misalnya burung.

Kelelawar
mempunyai dua
tangan layaknya
binatang lain. Tangan yang digunakan untuk aktifitas
memegang benda tersebut
berkembang menjadi sayap. Kelelawar
terbang dengan
mengandalkan
frekuensi suara.

Namun pada tulisan kali ini bukan masalah gelombang suara yang akan kita bincangkan. Biarlah masalah gelombang
suara dibahas oleh ahlinya. Kita akan
membincangkan sisi lain dari kelelawar yang terlupakan,
namun kalau mau kita manfaatkan
tentu akan
mendatangkan
manfaat yang besar.

Keberadaan kelelawar bagi ekosistem
memang tidak bisa kita pandang sebelah
mata. Lihatlah pada
keseimbangan alam di negeri kita tercinta ini. Kelelawar
mempunyai peranan yang sangat penting.

Hampir setiap
malam kelelawar
mencari makan dari buah-buahan dan dari buah-buahan
yang dimakan
tersebut kelelawar
memancarkan biji-biji buah tersebut
ke berbagai lokasi yang jaraknya
berkilo-kilo meter. Sebagai penyerbuk
tanaman yang
bernilai ekonomis,
mulai dari jambu,
duwet, ace, petai, kapuk, keluwih,
cendana dan lain
sebagainya.

Satu lagi yang tak kalah hebatnya.
Kotoran kelelawar
ternyata juga
menjadi pupuk yang sangat bagus. Karena kotoran
kelelawar khususnya
yang hidup di gua-gua yang ada di
Indonesia
mengandung
senyawa organik. Kotoran kelelawar yang dalam dunia
pertanian disebut pupuk guano
mengandung
nitrogen, fosfor dan potassium sangat bagus untuk
mendukung
pertumbuhan,
merangsang akar dan pembuangan
serta kekuatan
batang tanaman.
Kotoran kelelwar
yang sudah
mengendap lama
dalam dasar gua
akan bercampur
dengan tanah dan bakteri pengurai.

Pupuk seperti inilah yang saat ini sedang
dicari sebagai
pengganti pupuk dari bahan kimia. Selain
lebih ramah
lingkungan juga
tidak mengandung
efek lain yang
ditimbulkan.

Anda
ingin mencoba? Saat ini telah banyak tersedia di pasaran,
khususnya di tempat penjual tanaman hias dan pupuk di kota anda.

Jumat, 02 Desember 2011

NGGA' BISA BAHASA ARAB

Amron, seorang
pegawai di
perusahaan BUMN sedang gelisah dan
mengeluhkan
persoalannya kepada
seorang kiai yang tinggal di samping masjid tidak jauh dari rumah
kontrakannya.

Amron: Pak Kiai, tadi ada pengajian
bulanan di kantor.

Kiai: Lalu?

Amron: Ustadnya
bilang kalau tahlil itu bid'ah,
mengerjakannya
malah berdosa.

Kiai: Terus?

Amron: Dia juga
membacakan dalil-dalil kalau ziarah kubur itu syirik.

Kiai: Ehmmm...

Amron: Berdzikir
dengan suara keras itu katanya tidak ada bedanya dengan kampanye calon DPR.

Kiai: Lalu sampean bilang gimana?

Amron: Ya di situ
saya malu sekali.
Saya tidak bisa
berkata apa-apa.
Orang-orang di situ semuanya seakan-akan menertawai saya.

Sang Kiai terdiam
sebentar, lalu
memberikan sedikit pelajaran kepada Amron tentang
persoalan ubudiyyah,
bid'ah, tahlil dan
persoalan khilafiyah
lainnya.

Amron
manggut-manggut.

Kiai: Sampean faham apa ndak?

Amron: Ehmmm..
Lumayan faham sih Kiai, tapi sulit
menjelaskan kepada mereka soalnya mereka hafal dalil-dalil.

Kiai: Dalilnya pake Bahasa Arab?

Amron: Enggak sih, sudah diterjemahkan
pake bahasa
Indonesia.

Kiai: Wah kalau
begitu untuk
menghadapi mereka sih gampang saja...

Amron (senang sekali): Wah bagaimana
caranya kiai?

Kiai memberikan
satu kitab berbahasa
Arab berjudul "Hujjah
Ahlissunnah wal
Jama'ah."

Kiai: Kalau mereka tanya dalilnya ya
pinjamkan saja kitab ini sebentar. Bilang
kalau di sini ada
dalilnya banyak.
Paling juga mereka ngga bisa bahasa
Arab...! ;-)

Kiai tersenyum,
Amron pun setuju. ^_^